Kamis, 22 November 2012

AKSI NYATA 2 x 200 x 1000




Ngapain bersepeda? Iya Jantung sehat tapi paru paru kotor...
Itu mungkin salah satu alasan yang sering dikemukakan untuk mendemotivasi dan sebagai pembenaran untuk tidak melakukan aktivitas bersepeda, baik untuk tujuan ke kantor, olahraga maupun rekreasi.

Bagaimanapun juga secara sepintas mata, aktivitas bersepeda memang terlihat kurang menarik dimata “worker enthusiast”. Capek, polusi, jarak yang jauh, harga sepeda mahal, sampe masalah harus mandi lagi di kantor karena keluar keringat banyak merupakan rongrongan mental bagi siapapun yang akan memulai dan berkeinginan melakukan aktivitas bersepeda ke tempat kerja.

Tidak sepenuhnya salah memang, kondisi jalanan yang ada sekarang sangat jauh dari toleran untuk para pesepeda, berbaur dengan kendaraan bermotor,  berebut  jalur dengan sepeda motor adalah hal lumrah yang ditemui dan harus siap di hadapi oleh para pesepeda. Jalur khusus yang disediakan untuk bersepeda masih jauh dari  cukup dan kalaupun ada sudah keduluan diserobot oleh para motoris.

Saya agak lupa yang menjadi awal dan pemicu ketertarikan saya melakukan aktivitas bersepeda ke tempat kerja, tapi waktu itu ketika masih tinggal di Bandung sekitar tahun 2007, ada keinginan kuat untuk memulai bersepeda, akhirnya dengan dana yang ada dibelilah sepeda model MTB seharga 700 ribu bermerk Genio disalah satu toko sepeda di Jalan Otista Bandung. Kegembiraan yang saya rasakan saat itu hampir sama dengan saat pertama kalinya memiliki sepeda hadiah khitanan tahun 1986. Hampir setiap saat, sepeda yang di simpan di ruang tamu saya lihat, pandang, usap dan bersihkan. Awalnya kegiatan bersepeda hanya dilakukan malam hari sepulang kerja sekitar jam 8 – 9 malam dengan mengambil rute sekitaran jalan Supratman - Gedung Sate dan Gasibu. Ketika “ritual” bersepeda ini mulai dijalankan, segala masalah, keruwetan, beban kerja yang ada di kantor seolah tertinggal dibelakang seiring kayuhan pedal sepeda, pikiran terasa segar dan plong, ditambah udara malam kota Bandung menambah kesyahduan kegiatan bersepeda.

Sekarang, ketika aktivitas pekerjaan dilakukan di Ibu kota Jakarta, bersepeda berubah menjadi semacam kewajiban untuk menyeimbangkan dengan waktu olahraga yang hampir-hampir tidak ada, bersepeda dari dan menuju kantor menjadi keharusan karena tanpa adanya paksaan seperti itu maka hak tubuh untuk mendapatkan latihan dengan berolah raga menjadi nol. Agak dipaksakan memang tapi bagaimana lagi?

Idealnya kegiatan bersepeda menuju tempat aktivitas adalah untuk jarak tempuh di kisaran -/+ 10 km dari tempat tinggal.  Jadi kalo misalnya kantor kita berada disekitaran Gambir, maka wilayah Slipi, Mampang, Cempaka Putih, Kemayoran, Bendungan Hilir, Tebet, Utan Kayu dan lain-lain masih dalam jangkauan yang wajar untuk pulang pergi menggunakan sepeda, dengan perkiraan kecepatan rata-rata bersepeda antara 10 – 20 km/jam, maka dengan jarak demikian waktu tempuh diperjalanan akan kurang dari 1 jam dengan menihilkan kondisi lain seperti kemacetan dan faktor cuaca.

Namun, diluar semua itu ada kalkulasi lain yang lebih dari sekedar insentif berolah raga untuk tubuh dari aktivitas bersepeda ini, baik untuk diri sendiri maupun untuk perusahaan tempat kita bekerja.

Coba kita bayangkan, seandainya bahan bakar yang dibutuhkan kendaraan roda 4 untuk menempuh jarak 10 km adalah sebanyak 1 liter bensin, maka jika jarak dari rumah ke kantor 10 km, berarti dalam satu hari dibutuhkan 2 liter bensin untuk pulang pergi kantor-rumah. Dalam 1 tahun jika 200 hari kerja menggunakan kendaraan roda 4 berarti dibutuhkan 400 liter bensin setahun. Angka ini akan bertambah sendainya dimasukan variabel kemacetan dan lain-lain. Itu baru dari 1 orang, bagaimana jika  jumlah pekerja yang menggunakan kendaraan roda 4 ada ribuan..??.

Kalkulasi ini akan coba saya balik dengan pertanyaan berapa penghematan yang bisa diperoleh jika aktivitas dari dan menuju kantor diganti dengan menggunakan sepeda. Maka akan ada 2 liter x 200 hari kerja x 1000 pekerja x harga BBM adalah anggaran bahan bakar yang bisa dihemat tiap tahun. Itu hanyalah angka-angka yang mensimplified kondisi yang ada supaya mudah di cerna, ada nilai positif lain yang bisa didapatkan dengan membudayakan kegiatan bersepeda di lingkungan pekerjaan, kita tentu tau dengan semboyan “mensana in corpore sano” dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, walaupun kesehatan sendiri merupakan resolusi dari berbagai faktor namun dengan melakukan kegiatan bersepeda, ini adalah salah satu upaya untuk memaksimalkan ikhtiar demi menjaga kesehatan dan dampaknya diharapkan bisa memberikan kontribusi posistif terhadap kinerja pekerjaan.

Saya membayangkan dan berangan-angan, seandainya kegiatan bersepeda ini difasilitasi oleh perusahaan, baik dari sisi penyediaan sarana misalnya pinjaman dengan syarat ringan untuk pembelian sepeda, pemberian insentif berupa sarana parkir VIP (dekat lobby) bagi pekerja bersepeda, atau hal lainnya yang lebih real untuk dapat dinikmati pekerja bersepeda seperti halnya pengenaan pajak emisi karbon kepada negara-negara penghasil polusi dunia, hal ini sedikit banyak akan  menjadi pendorong semangat bagi siapapun dilingkungan kerja manapun untuk mulai melakukan olahraga bersepeda, syukurlah sekarang ini semangat kegiatan bersepeda mulai tumbuh subur dimasyarakat, walaupun penyediaan fasilitas yang lain masih membutuhkan proses akan tetapi semangat untuk melakukan perubahan ke arah gaya hidup yang lebih sehat jangan sampai kendur.

Bersepeda tidak harus mahal, tidak usah terlalu paranoid dengan udara karena berbagai macam model masker bisa digunakan untuk mengeliminasi polusi,

Yang penting adalah menumbuhkan semangat dan kegembiraan seperti halnya ketika kita pertama kali memiliki sepeda,..... GO CYCLING.


Naskah dan Foto : Dudi Fachrudin ( pribadi)

6 komentar:

  1. gowes gowes gowes!!!!!!!
    semangat om.
    semoga menang ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menang atau enggak itu bukan tujuan utama, yang penting semangat, maju terus,....

      Hapus
  2. setuju dengan pendapat anda,
    mari gowes bersama,
    jangan lupa kunjungi juga http://bit.ly/Energi18 , mari kita menjadi sobat bumi

    BalasHapus
  3. setuju mas, selain menghemat energi, gowes juga membuat kita sehat tentunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, semoga, yang penting berusaha dan memaksimalkan ikhtiar,...

      Hapus