Selasa, 26 Februari 2019

Teruntuk Dokterku Sayang...


TODAY

sebelumnya saya mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini, dari pengalaman saya berinteraksi dengan beberapa orang yang berprofesi sebagai dokter disini sebagian besar cara komunikasinya hampir seragam, cenderung strictly to the point, hampir tanpa melihat kondisi psikologis atau suasana hati yang dialami pasien,... 
mungkin memang latar belakang keilmuannya mengharuskan seperti itu, padahal dari sisi pasien sendiri, informasi terkait apa itu yang namanya komplikasi, kemungkinan terburuk bahkan resiko kematian merupakan hal yang diniscayakan dan bisa jadi merupakan kepasrahan untuk beberapa orang, menurut opini saya yang diperlukan adalah bagaimana membangun mindset positif supaya pasien bisa lebih optimis memandang kondisi kedepannya, bagaimana menumbuhkan semangat untuk terus menjadi lebih baik, bagaimana agar kondisi psikologis pasien tidak menjadi lebih buruk dari sebelumnya, sampaikanlah bahwa masih banyak hal baik yang bisa dilakukan bahkan jauh lebih baik dari orang yang dikatakan sehat. gembirakanlah, 
sebagai dokter tentu banyak kebaikan yang sudah dilakukan dengan memperbaiki kondisi FISIK pasien, tambahkanlah sedikit kebaikan lagi untuk memperbaiki kondisi psikologisnya, bahkan mungkin itu yang lebih penting,
let me show one story, 
pada waktu teman saya berumur 7 tahun ayahnya didiagnosis menderita kanker kelenjar getah bening, dokter yang memeriksanya menyampaikan bahwa kemungkinan untuk bertahan hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi, dengan kesungguhan untuk berupaya sembuh, melaui berbagai macam pengobatan, termasuk alternatif, dengan penuh semangat ayah temen saya menjalani hari harinya, tidak terasa, 31 tahun berlalu dan baru pada saat itu ayah temen saya sampai pada waktunya untuk mengahadap yang maha kuasa... 31 tahun kemudian dari vonis dokter,.... yang mana dokter yang memvonisnya malah lebih dahulu menghadap yang maha kuasa. 
so i just want to say; STOP MEMPERBURUK KONDISI PSIKOLOGIS SIAPAPUN LETS TALK POSITIVELY,..... 
catatan no KRT1805

Kamis, 07 Februari 2019

Bertemu Manusia-Manusia Berhati Mulia



Hari menjelang siang....selesai sesi terapi di soreang itu perjalanan dilanjutkan menuju ke kota Bandung, rencananya akan mengunjungi sebuah rumah sakit yang diinformasikan khusus merawat pasien-pasien yang mengalami gagal ginjal.
Ditemani istri perjalanan dari soreang menuju Bandung terasa sedikit menjemukan, melewati kemacetan dayeuhkolot dan baleendah, diselingi dengan kejadian delman yang ujug-ujug mundur  sampe akhirnya nabrak bemper mobil menambah manyun suasana.

jam sebelasan siang akhirnya sampai di daerah tubagus ismail, setelah tanya sana sini akhirnya ketemulah rumah sakit yang di maksud, dua bangunan yang tidak terlalu besar untuk ukuran rumah sakit, yang satu memiliki tampilan bangunan lama berwarna dominan merah bata dan satu lagi terlihat lebih baru dengan tampilan lebih modern dengan dominasi kaca dibagian depan.

ada rasa enggan dan was was ketika kembali harus memasuki bangunan yang namanya rumah sakit,....persepsi negatif tentang bayangan dokter yang angkuh, seolah-olah maha tahu dengan segala kata saktinya, diagnosa yang mematahkan semangat menjadi bayangan yang memenuhi alam pikiran, berkumpul menjadi satu membentuk ikatan molehkul yang akhirnya tersusun menjadi tampilan wajah kerung cambetut, tidak bergairah, enggak banyak ngomong dan sembelit.




menuju ke tempat pendaftaran dilayani dengan ramah, ditanya ini itu keperluannya apa, dokumen yang dibawa apa aja,... sang istri yang menjelaskan semuanya, bahwa ke sini tanpa persiapan, jadi belum ada dokumen apa-apa yang di bawa, hanya beberapa dokumen bukti rawat inap di rumah sakit sebelumnya beserta beberapa hasil diagnosa, sekalian tanya karena sudah divonis harus cuci darah, bagaimana prosedurnya kalo mau cuci darah di rumah sakit ini,....

akhirnya dijelaskan bahwa untuk bisa masuk ke RS ini dan menjalani perawatan cuci darah harus sudah terdaftar sebagai peserta BPJS, jadi rumah sakit ini hanya bekerjasama dengan BPJS untuk layanan hemodialisa (belakangan saya tau maksud mulia dibalik semua persyaratan yang disampaikan), disampaikan juga prosedur mengenai tidak bisa langsungnya dilakukan penjadwalan HD rutin karena harus melihat jadwal dan ketersediaan mesin, namun untuk sementara dalam kondisi darurat bisa menggunakan jadwal Overtime dimana pelaksanaan HD dilakukan malam hari melalui UGD. diinformasikan juga untuk menemui ibu Heni, kepala ruangan HD untuk menanyakan jadwal HD yang tersedia, (belakangan saya tau kalo beliau satu kampung halaman dengan saya) dengan ramah beliau menjelaskan mengenai prosedur untuk pendaftaran pasien baru, persyaratan yang harus dipenuhi, dan beliau menginformasikan akan memberi kabar jika jadwal yang memungkinkan tersedia.

alhamdulilah tidak banyak hambatan dalam proses pengurusan BPJS ini karena kantor tempat saya bekerja ternyata sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (terima kasih buat temen-temen HR, Mb Igna, mb gita "the chubby", mb winda dan yang lainnya).... semua proses pengurusan rujukan bisa dilakukan dengan baik walaupun diselingi kesalahan nama rumah sakit rujukan yg harusnya RSKG Habibie malah dibuat rujukan untuk RS Santosa, setelah dikoreksi proses pengurusan untuk pendaftaran cuci darah pun di mulai.

setelah melakukan pendaftaran ke IGD saya menunggu untuk penjadwalan cuci, karena belum memiliki jadwal reguler, proses cuci darah (HD) akan dilakukan diwaktu overtime atau malam hari, saya jadi harus mengingap dulu di ruang rawat inap karena belum  tau jam berapa pelaksanaannya. setelah menunggu agak lama di ruangan pukul setengah 8 malam dijadwalkan akan dilaksanakan proses HD.

Pk. 19.30 say pun didorong menggunakan kursi roda menuju ruang HD, walaupaun mengatakan bahwa saya kuat untuk jalan sendiri tapi menurut perawat bahwa prosedurnya seperti itu jadi menggunakan kursi roda. sesampainya di ruang HD saya diposisikan di mesin paling ujung sebelah kiri, mesinnya sendiri ada 6 unit, berjejer kiri kanan masing2 3 unit. ruangan tersebut tidak terlalu besar, bahkan dengan jumlah unit sebanyak itu ruangan jadi terasa sangat sempit.
setelah melalu proses pengecekan ini itu dimulailah proses HD ditempat baru ini,.... saya masih menggunakan CDL untuk proses HD,.. oh iya CDL sendiri adalah selang bercabang 3 yang dimasukan ke pembuluh darah di sekitar leher dekat ke arah dada,.... dengan 2 buah ujung dengan tutup selang berwarna biru dan merah. saya baru tau kalo selang itu cukup dalam masuk kedalam pembuluh darah dengan panjang lebih dari 1 jengkal setelah dilakukan operasi pencabutan selang CDL.



HD Pertama di RSKG Habibie, sekilas terlihat penampakan bidadari sedang tidur
Ada rasa tegang cenderung khawatir yang coba di sembunyikan ketika akan memulai proses HD, khawatir darahnya tidak lancar mengalir, khawatir selangnya tersumbat, khawatir sesak nafas, dan kekhawatiran2 lainnya mengiringi prosesi pemasangan selang HD ini. semua terakumulasi menjadi kepasrahan tertinggi yang menyerahkan apapun yang akan terjadi pada ketentuan Alloh SWT. tidak ada hal lain lagi yang bisa memberikan ketenangan selain kepasrahan kepada sang Pencipta. dokter yang mendampingi pun menyarankan untuk berdzikir selama proses HD, menambah rasa tenang.

 4 jam berlalu, dan pukul 12 malam menjelang dinihari, proses HD pun selesai, alhamdulilah tidak ada kendala berarti,....
sesaat kemudian saya pun diantarkan kembali ke ruangan inap.....   BERSAMBUNG....








  


Selasa, 11 Desember 2018

Road Trip to Bandung

Hampir 4 hari saya di rawat di Rumah Sakit di kawasan Cempaka Putih ini....
selama itu pula berbagai pengalaman dan kejadian yang terjadi semakin menggugah keyakinan bahwa tidak ada suatu peristiwa pun yang terjadi secara kebetulan, semua sudah ada skenarionya dan tertulis dalam catatan yang sudah ada 50.000 tahun sebelum kita ada, tersimpan di lauh mahfuzh,...
dan satu hal, skenario sang Maha Pencipta adalah yang terbaik,.. hanya akal dan pemikiran manusia lah yang kadang terbatas memahaminya,...

beberapa kejadian dalam 4 hari yang cukup berkesan itu diantaranya adalah,..
bertemunya kembali dengan beberapa saudara yang sudah belasan tahun tidak bertemu,...
kunjungan dari teman-teman zaman sekolah yang sungguh tidak terduga,...
dan yang luarbiasa adalah kunjungan dari teman-teman sekantor yang memenuhi hampir seluruh koridor rumah sakit menuju ruang rawat inap,...
satu lagi,.. pelayanan yang diberikan oleh pegawai rumah sakit, perawat dan personel di dalamnya cukup memberikan support yang baik dan kenyamanan, terima kasih atas semuanya...
dilain waktu mungkin akan diceritakan kisah tersendiri tentang interaksi dengan personel RS ini.

Hari Senin, 3 April 2017,...
dokter sebenenarnya sudah mengijinkan untuk meninggalkan rumah sakit, karena tidak ada treatment lain yang diperlukan, hanya tinggal penjadwalan untuk cuci darah rutin yang jadwalnya harus dilakukan 2x tiap minggu,...
ketika mendengar jadwal ini saja yang terbayang adalah bagaimana hal ini akan dilakukan, bagaimana dengan jam kerja, bagaimana mengaturnya, dimana akan tinggal ketika jadwalnya cuci darah sementara sekarang saja di Jakarta ini tinggal ngekos...? bagaimana jika CDL yang enggak boleh kena air ini tiba tiba kehujanan...?? bagaimana jika bosan dengan jadwal yang harus dilakukan serutin itu, sementara ketika harus service motor yang lamanya 3 bulan sekali aja sering muncul perasaan, ya ampuun udah harus service lagi,.. berbagai macam kecemasan membayangi hal-hal yang belum terbayang bagiamana akan kejadiannya....

inilah memang salah satu kelemahan saya,... membayangkan sesuatu yang buruk yang akan terjadi, padahal ketika dijalani, banyak hikmah dan kisah yang bisa diambil sebagia pelajaran yang baik,...

sore hari selepas ashar, ketika sedang ngobrol dengan teman kantor dan teman SMA, tiba-tiba terdengar ketukan dipintu kamar, dan sesosok yang sudah tidak asing lagi kemudian muncul di depan pintu, ya beliau adalah Bapak Toharso, yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Pengolahan Pertamina (persero),  terharu juga mendapatkan kunjungan dari beliau,.... banyak nasehat mengalir dari beliau terkait kondisi yang dialami sekarang, setelah ngobrol panjang lebar dengan beliau, menjelang magrib beliau pun pamit,....

sebuah pertemuan yang sangat berkesan untuk seorang bekas bawahan bisa mendapat kunjungan seorang Direktur, seorang atasan, seorang leader dan sekaligus seorang guru yang banyak memberi pembelajaran bagaimana bersikap dan bertindak sebagai seorang pemimpin. Terima Kasih Pak Toharso.

Selepas isya, saya bersama istri sudah menyusuri padatnya Tol Jakarta Cikampek dalam perjalanan menuju Bandung, saat lelah dan kantuk sudah tidak tertahan, kami berhenti di rest area KM 57, dan tanpa sempat memikirkan apapun kami tertidur begitu saja didalam kendaraan,.. kira kira pukul 01.30 dinihari, saya pun terbangun dan beranjak menuju ke mesjid untuk menyegarkan diri dan menyampaikan laporan kepada Sang Maha Pencipta.

karena mengejar sebelum shubuh sampe di bandung, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Bandung.

sekitar pukul 03.00 pagi akhirnya kami sampai di rumah adik kami di kawasan soreang Kab Bandung. masih ada waktu sebelum waktu shubuh, saya pun tertidur, namun tidak bisa nyenyak, gambaran-gambaran yang muncul dan tidak jelas terus membayangi alam mimpi.

pukul setengah 7 pagi kami, saya bersama istri dan diantar adik kami, menyusuri gang gang kecil di kawasan banjaran kab bandung, bermaksud hendak menemui seorang terapis alternatif yang katanya dengan pengobatannya bisa membantu mengobati beberapa macam penyakit.

sebenarnya saya sendiri agak malas-malasan mengikuti saran untuk pengobatan seperti ini, saya cenderung tidak begitu percaya dengan yang namanya alternatif dengan metode-metode yang tanpa ada dasar keilmuan yang masuk akal, khawatir terjerumus ke dalam praktek syirik.

tapi setelah diyakinkan bahwa ini alternatif dengan metode refleksi dan bukan seperti yang meminta syarat-syarat gak jelas, akhirnya saya mengikuti juga, baiklah,,...lets see what will happen, dalam kondisi seperti ini maembuat pilihan menjadi terbatas, tawaran apapun sepertinya tidak ada salahnya di coba,...

ini yang mungkin perlu jadi perhatian buat siapapun,... dalam kondisi sakit, informasi yang datang dari manapun menyebutkan si ini sembuh dengan ini si itu sembuh dengan pengobatan dari sana, seperti orang yang kehausan dan ditawari minuman segar,... kadang tanpa pikir panjang dan masuk logika,.... padahal belakangan saya tau,.. untuk kasus seperti kegagalan fungsi ginjal ini, alternatif dengan herbal atau jamu-jamuan tau semacamnya adalah hal yang sangat dihindari, karena justru akan memperberat fungsi ginjal untuk menyaring racun dalam cairan tubuh,..

pukul 7 saya sudah duduk bersila menghadap terapis, seorang bapak-bapak paruh baya dengan tampilan tenang dan tidak terlalu banyak bicara, saya sendiri lebih tidak bicara lagi, hanya istri saya yang mengatakan bahwa saya divonis gagal ginjal dan sudah melakukan 2 kali cuci darah...

si bapak ini kemudian mengatakan dalam bahasa sunda yang maksudnya, mari kita lihat, saya biasanya menolak pasien yang sduah lebih dari 3 x cuci darah karena darahnya sudah tercampur, tercampur dengan apa,.. entahlah, mungkin maksudnya sudah tidak murni lagi,....
selebihnya setelah komunikasi itu semua terdiam...
saya kemudian diminta membelakangi si bapak dalam posisi duduk dengan kaki selonjor,... punggung terasa ditusuk-tusuk dengan menggunakan ujung jari di beberapa titik, kemudian dia mengatakan, ini kondisi ginjal yang sebelah kiri/kanan pokoknya salah satunya (saya lupa) kondisi nya udah mulai mengecil sementara yang satunya ukurannya masih normal. (ukuran lho ya... bukan fungsi:red)
saya curinghak (bahasa sunda yang artinya meringhak...atau apalah yang menunjukan sedikit ketertarikan)....diagnosa model ini hanya disampaikan dokter waktu di rumasakit beberapa hari yang lalu setelah dia melihat hasil USG, lah ini cuman di tusuk-tusuk punggungnya pake jari,...

gak berapa lama dia juga mengatakan,... ini mah ada semacam kista di ginjalnya,...rasa curinghak yang sebelumnya cuman satu alis mata terangkat  sekarang menjadi dua-duanya, karena hasil USG sebelumnya di RS juga menunjukan bahwa ada beberapa kista di ginjal. dalam hati ngomong, wah ini jelma tidak sembarangan ngomong, minimal dia punya ilmu buat mendeteksi suatu penyakit dengan metode tusukannya itu.

istri saya kemudian bertanya, gimana peluangnya pak,... dia jawab, yah insya alloh, kita ikhtiarin, semoga bisa berkurang, atau kistanya bisa dihilangkan, berdoa saja sama Alloh minta diberikan kesembuhan.

terapinya enggak berapa lama, paling 15 menitan, di refleksi punggungnya dan kepala nya. setelah itu dia menawarkan bahwa untuk mempercepat menghilangkan kista dapat dikonsumsi semacam ramuan herbal dari daun-daunan yang sudah ditumbuk halus.nah ini dia,... "naon ieu yeuh,,, ke ke ke.... urang cari tahu dulu apa manfaat dan fungsinya..... ada enggak dampaknya,...."

.........BERSAMBUNG.........

Kurang Lebih seperti ini terapinya....






Kamis, 28 Juni 2018

Hari Pertama Cuci Darah (Operasi CDL)

setelah penjelasan panjang lebar dari dokter, tidak ada perasaan lagi yang ada dalam pikiran selain campuran dari ketakutan yang lebih dari biasanya terhadap apa yang akan terjadi, tidak lagi berharap banyak akan kenyataan, tidak ada semangat lagi untuk melakukan apa- apa dan pasrah terhadap apapun yang terjadi.

sabtu pagi, 1 April 2017, dilakukan lah pemeriksaan USG untuk mengetahui lebih lanjut apa sebenarnya yang terjadi dengan Ginjal ini,
cukup lama juga menunggu panggilan dari dokter spesialis USG,
sekitar jam 09.30, datanglah perawat yang mengatakan bahwa jadwal USG bisa segera dilakukan,...
akhirnya dengan menggunakan kursi roda, diantarkan lah ke tempat USG,
singkat cerita, dilakukanlah USG, cukup lama juga (menurut perasaan saya yang merasakan bahwa hari-hari sekarang berjalan lebih lambat dari biasanya).... dokter yang melakukan USG pun tidak banyak berbicara, hanya melakukan pekerjaannya dan selesai itu mempersilahkan saya untuk kembali ke ruangan.
'
sore hari, waktu kunjungan dokter,
dengan hasil USG yang sudah ada, dokter kembali meyakinkan bahwa kondisi ginjal saya sudah rusak, dari pengamatannya ada beberapa kista dalam ginjal, baik yang kiri maupun yang kanan, istilahnya polikistik,...

dokter kembali memberikan opsi, mau dilakukan cuci darah sekarang atau mau didiskusikan dl dengan keluarga,... jika dilakukan cuci darah sekarang maka harus segera dilakukan operasi CDL untuk pemasangan saluran akses darah keluar dan masuk.

saya pasrah, melihat ke istri dan mengangguk untuk segera dilakukan operasi CDL ketika istri menanyakan "Bagaimana...?"

selepas maghrib, dijadwalkanlah dilakukan operasi, yang tidak pernah terbayang bentuk operasinya seperti apa...

operasinya ternyata dilakukan diruangan yang cukup luas,..dokter dan perawat mempersiapkan semuanya, ternyata operasinya berupa pemasangan selang di pembuluh darah arteri dan vena yang ada di sekitar leher, ...
ketika pertama kali pisau bedah menempel di kulit leher,... rasanya seperti akan disembelih saja,...walaupun sudah dilakukan bius lokal, tapi sayatan tajam dari pisau bedah masih terasa membuka kulit,...
subhnalloh,.. luarbiasa rasanya,..
dalam proses operasi yang menegangkan itu (menurut perasaan saya), beberapa kali dokternya menyempatkan berbincang, mungkin untuk sedikit meredakan ketegangan dan mencairkan suasana, tapi bagi saya malah menambah level ketegangan sampai ke batasnya, karena kata-kata yang diucapkan berulangkali :"bagaimana pak,... terasa sakit...?"dan ketika disampaikan terasa, maka ditambahkan dosis bius dengan suntikan baru....

sekitar satu jam,... operasi selesai dilakukan,...setelah menunggu beberapa saat, perawat memasangkan beberapa selang akses yang menghubungkan antara selang yang tadi dipasang di leher dengan mesin seukuran kulkas satu pintu yang ada di samping ranjang tempat tidur,...
dimulailah proses pencucian darah menggunakan mesin,....

ternyata seperti inilah rasanya cuci darah,.... sebuah proses yang tidak pernah terbayangkan bakal dilakoni sendiri dalam kondisi apapun selama hidup,..
perasaan campur aduk sebelumnya yang membuncah memenuhi rongga dada seakan memuncak dalam satu kepasrahan,.... mencoba untuk terus mengingat sang Maha Pencipta,.. ketakutan menjalar memenuhi ruang sadar, dalam kondisi seperti itu, perasaan antara hidup dan kematian serasa hanya dipisahkan oleh selembar benang tipis...     BERSAMBUNG...

Selesai Menjalani Cuci Darah

Kamis, 21 Juni 2018

Vonis yang Menghapus Mimpi


Kamar yang saya tempati posisinya berada dilorong bawah, urutan kedua dari ujung, kelasnya mungkin kelas 1 atau VIP, ada 1 ranjang perawatan, ada satu sofa yang bisa berfungsi sebagai kasur tambahan dan kamar mandi, satu sisi menghadap taman dan sisi yang lain berada di lorong yang memisahkan antar ruang perawatan.
Kamar Tempat Menginap, Sumber : Path


malam itu, suasana sangat sepi, saya tidak tau, apakah ruangan yang ada disebelah kiri kanan ada yang mengisi atau tidak, sama sekali tidak terdengar apa-apa, pk. 9 malam lebih setelah pengambilan sampel darah dan pemasangan infus, saya pun udah berganti baju, kebetulan ada temen kantor yang mengantarkan baju ganti dr kantor, (saya biasa menyimpan baju cadangan karena supaya tidak repot kalo bersih-bersih di kantor setelah bersepeda), sendiri di ruang perawatan dengan suasana kamar yang temaram ternyata memberi kesan sendiri tentang apa arti dari rasa sepi, hanya sesekali terdengar langkah kaki di koridor, mungkin perawat yang mengecek pasien atau menanggapi panggilan dari kamar inap.

setelah lama tidak bisa memejamkan mata barang sesaat juga, akhirnya sekitar pkl.03 pagi baru bisa terlelap, sampai sesaat setelah shubuh, terdengar ucapan salam, ternyata seorang perawat masuk untuk mengecek pasien, saya pun dengan susah payah menggeliat bangun, berniat ke kamar mandi mengambil air wudhu, tapi badan sepertinya enggak bisa diajak kompromi, terasa lemas dan ruangan seperti berputar-putar, akhirnya hanya bisa mengambil tayamum, selesai itu kembali mencoba memejamkan mata untuk sekedar melanjutkan tidur, tapi ternyata sulit untuk tidur kembali setelah terbangun dengan cara seperti tadi.

tidak berapa lama, kemudian seorang perawat kembali masuk, setelah mengecek suhu badan dan cairan infus, perawat tersebut menyampaikan sesuatu yang terdengar seperti suara guntur ditengah hari yang terang benderang, asli bikin shock,.. "pak bapak siap siap operasi dan cuci darah ya,." saya langsung tersentak, "lho koq cuci darah, kan masalah lambung", si perawat kembali menjawab, " oh dokternya belum menyampaikan ya,..." saya jawab "belum,..."... oh nanti saja mungkin sama dokter yang menjelaskannya, sambung perawat itu seolah menahan diri untuk tidak menjelaskan sesuatu yang bukan merupakan kewenangannya.

mulai detik itu, perasaan jadi tidak menentu, akhirnya pelan-pelan diraihlah handphone yang tergeletak di sisi tempat tidur, kemudian membuka aplikasi WA dan mulai menulis pesan untuk istri tercinta "bun ayah lagi di RS tapi gapapa gak usah khawatir, bunda enggak usah pikirin, hari ini juga insya alloh pulang" kemudian ditambahkan icon ditambahkan icon senyum 3 buah.

setelah itu mencoba untuk tidur, namun mata susah terpejam, pikiran sudah melayang kemana-mana, bahkan serasa sudah tidak menempati raga ini lagi, yang ada hanya melamun dan memandang dengan tatapan kosong.

tidak terasa, jam bergerak dan menunjukan waktu pk. 10.30, terdengar pintu ruang inap diketuk, kemundian munculah sosok yang sudah sangat tidak asing lagi, berkerudung panjang, ya dialah istriku tercinta,...
sudah diduga bahwa jika kabar ini disampaikan, jam berapapun pasti akan disusul ke jakarta,...

tidak ada kata yang terucap selama beberapa saat, hanya saling berpandangan untuk sesaat kemudian menghambur sambil berkata : mengapa ayah tega, kenapa ayah gak ngabarin ke bunda...?"
 tidak ada pembicaraan yang berlangsung sesudahnya hanya suara isak tangis yang terdengar, sesaat ada rasa sesal dihati tidak memberi kabar dari awal, perasaan sepi tanpa ada teman yang dirasakan sebelumnya menambah sesak rasa sesal yang ada.

hari terasa berjalan lambat, menunggu dokter melakukan visite itu terasa menegangkan, perasaan tidak menentu memenuhi rongga dada, cemas, khawatir, gelisah bercampur menjadi satu, di penghujung siang perasaan campur aduk mengerucut menjadi satu, kepasrahan akan apapun yang terjadi,...

Jam 16.00 WIB, dokter yang di tunggu datang, didampingi 2 orang suster dan perawat yang membawa dokumen-dokumen, tanpa ada basa basi pengantar dokter mengatakan, "Pak kondisi ginjal bapak sudah parah, mungkin kemampuan kerjanya sudah tinggal 15%, kalo melihat hasil cek lab, tingkat ureum kreatinin bapak masuk kategori extrem, sudah tidak tertolong lagi, tidak ada metode penyembuhan untuk ginjalnya kecuali transplantasi,...

öpsi lain masih ada dok...?? Tanya Saya
"saat ini yang bisa dilakukan hanya cuci darah, itu juga bukan untuk menyembuhkan, hanya mempertahankan daya dukung hidup, fungsi ginjalnya ditarik dan digantikan oleh mesin,..""

"berapa kali cuci darah itu dok....?

"Ya seumur hidup, seminggu 2 kali...."

"Sekali nya cuci darah berapa lama..? tanya saya lagi, kadungpenasaran, sekalian tanya, sekalian nyungsep aja...

"sekitar 5 jam.....

dan saya pun menarik nafas panjang,....

dokter itu sepertinya menangkap kegelisahan yg muncul di raut muka saya, terus berkata, kalo bapak dan ibu ingin memastikan, saya rekomendasikan untuk dilakukan usg penuh untuk melihat kondisinya, nanti kita rekomendsikan lagi tindakan apa selanjutnya.

USG dijadwalkan besok pagi nya untuk melihat bagaimana kondisi ginjal yang ada dan untuk menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya,....

BERSAMBUNG....... OPERASI CDL...




Jumat, 20 Oktober 2017

Day One


Hari ini Kamis 30 Maret 2017, hari berjalan seperti biasanya, hari kerja, cuaca cerah tapi sepeda yang biasa dipake terpaksa parkir dulu, karena udah langsung pake seragam kerja, kebiasaan saya biasanya berangkat kerja menggunakan baju olahraga untuk naik sepeda ke kantor dan baru berganti menggunakan seragam kerja di kantor. Hari ini jadwal ngantornya pake seragam putih biru, agenda nya adalah pembahasan laporan KKEP, yang pemberitahuannya disampaikan panitia mendadak pagi-pagi,tempatnya pun bukan di kantor, tapi disebuah Hotel di dekat Statsiun Sudirman Jakarta. oke lets go.

Tapi,..
Pagi itu rasanya agak kurang fit, badan lemes, perut terasa mual dan kembung, ah mungkin karena kurang tidur dan maag yang kambuh lagi, pikir saya.

agenda pembahasan berjalan lancar, sampai tengah hari, waktunya istirahat, semua menuju ke lantai atas tempat restoran berada, entah kenapa, melihat makanan yang tersaji saya agak kurang berminat, tidak nafsu sama sekali, padahal variasinya cukup banyak, saya hanya mengambil beberapa potong buah dan setelah selesai bergabung dengan rekan-rekan di beranda luar yang sedang merokok, saya hanya duduk di sofa, sambil sesekali memainkan gadget, lemas ini rasanya bertambah-tambah, teman sebelah juga sempat menegur, koq kayaknya pucat, saya jawab agak kecapean, tanpa sadar saya tertidur, teman mengatakan sampe ngorok, ketika terbangun sekitar satu jam kemudian, suasana sudah sepi, teman-teman sudah kembali ke ruangan tempat rapat. tidak ada yang membangunkan, mungkin mereka kasihan, karena terlihat cape.


Pemandangan dari Lokasi tempat makan siang Acara KKEP


Pelan-pelan saya beringsut dari sofa, rasanya lemas sekali ditambah sakit kepala yang sangat, akhirnya saya turun ke lantai tempat rapat, tapi tidak segera masuk ke ruangan, tapi mampir dulu ke toilet dan lama berdiri didepan cermin, merasakan kondisi badan yang tidak menentu, memandang wajah yang ada di cermin, memang benar wajah itu terlihat sangat pucat. pucat yang tidak seperti biasanya, tidak terasa 30 menit berlalu, kayaknya enggak kuat ngelanjutin bahasan, tapi mau kemana nih,...?

Teringat salah satu teman SMA yang bekerja di rumah sakit di kawasan cempaka putih, akhirnya coba menghubungi dia, bertanya ada enggak dokter praktek sekarang, dia menanyakan dokter apa?, dijawab dokter apa aja lah, penyakit dalam kayaknya, kemudian dia balas, Ada nanti sore, setelah minta tolong didaftarin saya keluar dari toilet. minta izin ke temen2 yang lain untuk pulang duluan, bentar lagi ashar, akhirnya sholat ashar dulu, walaupun terpaksa dilakukan sambil duduk karena rasanya mau pingsan ketika berdiri. keluar dari hotel, tengok kanan kiri nyari taksi, tapi teringat ah,.. uang di dompet tinggal selembar 50 ribu, nanya dimana atm ke petugas parkir disana di tunjukin kalo di sebelah barat hotel ada minimarket yang ada atm nya, 50 meter berjalan, minimarket nya belum keliatan-keliatan, kaki rasanya dah gak kuat melangkah, sakit kepala tambah menjadi-jadi, akhirnya pasrah, balik badan dan stop taxi yang ada, bismillah, semoga uangnya cukup untuk ongkos, ditaksi hampir tdk ingat apa-apa, tau-tau sudah sampai di tujuan, RSI Cempaka Putih, alhamdulilah, argo taxi menunjukan angka 49.000, pas banget, dengan kaki setengah diseret, langsung menuju ruang pendaftaran di lantai 2, alhamdulilah karena sudah didaftarkan, tidak ada kendala berarti, dapat no urut 2,

langsung menuju poliklinik tempat dokter praktek, waktu jam 16 lebih dikit, dokternya belum datang, kata perawat yang jaga sekitar jam setengah lima biasanya, sambil menunggu tiba-tiba teman SMA yang tadi ngedaftarin datang menemui, setengah kaget campur seneng ada temen, akhirya kita ngobrol ngalor ngidul, banyak hal diobrolin karena bertahun-tahun tdk pernah ketemu..sampe gak terasa hampir jam 5 dokter baru datang,..

setelah menunggu kurang lebih 15 menit, giliran diperiksa, suster jaga memanggil, masuk ruangan dokter, prosedur seperti biasa pun bekerja, dokter bertanya keluhan, dijawab, pusing, mual, perut kembung dan badan kadang agak gatal-gatal, terus lidah terasa pahit,... dokter kemudian memeriksa menggunakan stetoskopnya, gak lama, balik ke mejanya dan mulai menulis resep, saya kemudian bertanya, diresepkan apa saja dok, dijawab, ini ada obat untuk lambung, sama antibiotik kalo-kalo ada infeksi sama untuk sakit kepalanya dikasih pereda nyeri. sesaat setelah dokter menyerahkan resep ke perawat, saya kemudian bicara ke dokternya, "dok saya disini tinggal sendiri, saya ngekost di jakarta, bisa enggak saya nginep semalam aja di RS, besok baru pulang, yang kepikir saat itu adalah supaya bisa dapet makan malem dan sarapan gratis, gak usah repot lagi beli ... dokternya menjawab, baguslah kalo begitu, sekalian cek darah aja, ya,....akhirnya setelah mengurus administrasi dibantu oleh temen yg kerja disana, saya dapat ruangan, di Paviliun Arafah bawah,...

Tidak terasa malam beranjak larut, teman yang tadi nemenin udah pamit pulang, ..sudah kurang lebih jam 21.wib tiba-tiba terdengar ketukan dipintu, datang perawat, minta izin untuk mengambil sampel darah,..setelah itu ruangan kembali sepi,... terpikir untuk memberitahu bunda di Cianjur bahwa saya nginap di rumah sakit malam ini, tapi akhirnya niat itu diurungkan, karena dipikir, besok juga udah pulang lagi, dan rutinitas akan berjalan normal seperti biasanya,... sebuah keputusan yang akan sangat disesali kemudian,.....

malam kian larut,... tapi mata ini sulit sekali terpejam, berkali-kali membuka hp, hanya rasa bosan yang muncul, sudah lewat pk. 02 dini hari, masih belum bisa tidur,

kira-kira pk.03 baru saya tidak ingat apa-apa....
saat-saat ketika diambil sampel darah



BERSAMBUNG....

Rabu, 18 Oktober 2017

Seeing the world with new perspective

Bismilahirohmanirohiim,...

setelah sekian lama vakum menulis di blog maupun jualan, hari ini mulai lagi memberanikan diri menulis, semoga bisa menjadi inspirasi buat siapapun yang membacanya,.. Aamiin,

awal tulisan saya mulai dengan pesan yang saya kirimkan kepada Guru saya, karena dari kisah inilah putaran balik perjalanan hidup dimulai,..
Saya-Paling Kiri, Ketika berkumpul bersama teman satu Alumni SMA (sumber : Path Pribadi)

Lets begin:
Assalamualaikum Coach Ari, semoga coach dan keluarga selalu berada dalam lindungan Alloh SWT, dan semoga keberkahan selalu menyertai setiap langkah usaha Coach Ari. Amiin

"Coach, sy ingin share sedikit pengalaman hidup semoga ada hikmah yg bisa diambil khususnya untuk diri saya sendiri.

8 bulan yg lalu saya adalah seorang excecutive muda di anak perusahaan BUMN Migas di negeri ini. Amanah terakhir jabatannya adalah Assistant Manager Merchandise, saat itu adalah saat-saat dimana energi berlimpah untuk mengabdi, bekerja dan membuat rencana untuk masa depan keluarga.

Namun, 7 bulan yg lalu, dalam semalam semuanya berubah drastis, sebuah kunjungan ke dokter yg tdnya untuk check up dan rawat jalan karena keluhan mual di lambung, kembung dan gatal menjadi sebuah vonis yg mematikan hampir semua impian, sy di vonis gagal ginjal stadium 5 dgn status irrecoverable menurut dokter dan tidak ada pengobatan yg bisa menyembuhkan kecuali dengan transplantasi, treatment cuci darah seminggu 2x hanya sebagai upaya untuk mempertahankan daya dukung hidup.

Sejak itu seolah semua menjadi gelap, tidak ada semangat lagi untuk menjalani hari hari, beberapa malam hampir tdk bisa tidur sama sekali ditambah selama menjalani proses cuci darah beberapa kali ngedrop, ketika itu terjadi tusukan jarum sebesar stiller hanya terasa seperti gigitan nyamuk saking pasrahnya akan apapun yg terjadi.

Alhamdulilah 3 bulan berjalan sy mencoba merecovery diri, bertanya ke dokter2 lain untuk mencari opini lain, hampir semua jawabannya sama, mencari tahu apa penyebabnya, ternyata dr hasil usg ada penyumbatan di ginjal kiri dan kanan oleh kista. Karena tersumbat, racun yg harusnya terbuang lwt urine kembali ke saluran darah, fungsi ginjal terganggu dan terdegredasi sampai tinggal 15%.

Sy kembali bertanya tanya apa dan bagaimana sebenarnya kista ini. Dr penjelasan bbrp dokter itu adalah bawaan, artinya sudah tertulis dlm kromosom di gen kalo suatu saat sy akan mempunyai kista di ginjal, sebuah penjelasan yg melegakan sekaligus mengundang rasa syukur, why...? Sy berfikir bhw i'm the choosen one, seseorang yg dipilih oleh Alloh untuk memerankan skenario ini, walaupun awalnya bertanya tanya mengapa saya...? Ternyata jawabannya ada di Al Baqoroh ayat 286, sungguh luar biasa, sekarang sy lg belajar menyembuhkan mental dan merekontruksi arah hidup sy, mencoba menyesuaikan aktivitas dengan menjadi financial advisor ternyata ada handycap yg muncul belakangan, sy jd mudah terpancing emosi, lebih emosional, lebih pendiam tapi gampang panas, hal yg menyenangkan buat sy adalah bertemu dengan teman yg saya kenal dan bercerita apapun, itu yg menyemangati sy selain dr senyum dan tawa anak2, tapi ketika bertemu orang baru dgn sikap yg kurang sreg cenderung menarik diri atau malah naik emosinya.

Sy yakin dengan kemampuan diri sy masih bisa berbuat yg positif dan bermanfaat, bahkan dlm kondisi sedang cuci darah yg lamanya smp 4-5 jam pun masih bisa melakukan analisa marketing dll.

Coach, mungkin punya ide untuk bagaimana mengembangkan potensi yg masih tersisa, bagaimana menyemangati diri bahwa banyak hal positif yg masih bisa dilakukan.

Sekian coach, mohon maaf terlalu panjang, sengaja sy kirim malam untuk sekalian titip do'a dr coach supaya sy diberi kekuatan dan kesabaran.............BERSAMBUNG...

Wassalam.

Nb. Mohon maaf apabila asa kesalahan penulisan atau ejaan coach, sy hny bisa mengetik dgn satu tangan.

Ketika Mengikuti Pelatihan HSSE di Sungai Gerong - Palembang (Sept 2016)

Me & Wife & My Oldest Son